Aku Ketagihan Ngesex Bagian III

Kenikmatan lain Sudah 3 hari berlalu dari kejadian ke dua dengan mas hendra, kakak iparku. Siang
ini aku mendapatkan sms dari mas hendra yang menunggu ku di rumah.

"Anton, gue nebeng dong...", ujarku. Seraya setengah berlari dari halaman sekolah.
kulihat eka dan ardi sudah berada di dalam mobil anton.
"Nebeng ya ton, gue buru-buru mau pulang", ujarku
"Iya..", jawab anton.

Mobil anton berjalan dengan santai dengan sesekali berhenti karena macet dan lampu
merah, obrolan demi obrolan mengalir dari mulut mereka, hingga samapai banyolan
yang jorok. Akhirnya aku tau kalau mereka akan kerumah anton ingin nonton film BF.

"Dasar lo ya..", ledekku.
"Gak apa-apa kan rin, namanya juga belajar ha ha ha..", sela anton.
"Iya rin..", sahut ardi yang duduk di sampingnya, dengan tiba-tiba merangkulku.
"Iiih...ardi...", sergah, seraya kutepiskan tangan ardi dengan pura-pura jual
mahal.
"Dikit kan gak apa-apa rin...", balas ardi.
"Iya pegang-pegang aja kan gak apa-apa..", sahut eka.
"Iya rin, bolehkan cuma pegang-pegang aja, itung-itung buat imbalan elo nebeng mobil
gue rin...", sambung anton.
"Iih dasar elo pada tuh ya...", sergahku dengan suara aku buat supaya galak.
"Ayolah rin...", bujuk ardi sambil mengelus lututku. Aku hanya diam dan membiarkan
tangan ardi agar mereka mengerti bahwa aku membolehkan mereka tanpa aku mengucap
kata "Ya".

"Nah gitu dong rin...", ardi tersenyum mengerti dengan aku diam tak menjawab yang
berarti "Ya". Tangan ardi sudah mengelus buah dadaku yang masih terbungkus seragam.
membuat eka tak tinggal diam ikut dengan meraba dan mengelus pahaku. Membuat anton
iri.
"Waah kalo gitu berhenti dulu dong masa gue gak dapet...", ujar anton. Seraya
menghentikan mobilnya di suatu tempat yang cukup sepi.

Anton beralih duduk di sebelah ku. Eka tetep duduk di jok depan mobil. Sementara
ardi tak bergeming dari sisiku.
"Buka ya rin, gue mau liat sambil megang tete elo..", pintanya tanpa menunggu
persetujuanku jarinya sudah melepas 2 kancing baju seragamku. 3 kancing baju seragam
ku sudah terbuka. Karena aku mengenakan bra pengait depan dengan mudah aku membuka
kan bra ku untuk mereka.

"Waahhh...", seru mereka bertiga dengan kompak dan wajah terperangah. Melihat
kedua buah dadaku mengantung bebas. Tanpa di komando tangan anton dan ardi menjamah
buah dadaku satu-satu.
"Mmmhh...lembut banget...", sergah anton mengelus lembut.
"Kenyal...", sergah ardi seraya meremas perlahan.
"Gue cobain dong...",pinta eka ikut menjamah.

"Eeehhmmm...", desahku kubiarkan ketiga tangan mereka menjamah, meremas, membelai
kedua buah dadaku. Ada rasa kenikmatan yang aneh menhyelinap perasaanku. Aku merasa
begitu seksi dan puas diantara 3 cowo ini memeperlakukan aku seperti ini.
"Eeessshhh...", eluhku rumanya anton dan ardi melumat putingku, mungkin mereka
mencontoh dari film BF. Sementara eka asik menikmati pemandangan selangkanganku.
kubiarkan kedua kakiku mengangkang dengan rok seragam yang disingkap eka membuat
celana dalam putihku menjadi pemandangan menegangkan bagi eka.

"Gue blom pernah liat memek yang sebenernya, cuman liat dari film sama gambar...", ujar
eka, "Liat dong rin memek elo kayak gimana sih..?", sambungnya.
"Iya rin..", sahut anton dan ardi secara bersamaan.
"Iih elo tuh pade ya...", sergahku seraya aku tersenyum. Kulepas celana dalamku.
membuat mereka bertiga begitu tegang. Bulu kemaluanku menjadi rebutan tangan-tangan
mereka.

"Sabar dong...", ujarku, kumasukan celana dalamku ke dalam tas. Kemudian kedua
kakiku aku angkat keatas jok dan mengangkang lebar. Eka tepat memandang kemaluanku
dengan wajah lucu.
"Memek...", gumamnya.
"Ini itil ya rin...", ujar ardi seraya jarinya menyentuh daging kecilku.
"Udah ah itu ada orang lewat..", ujarku hingga mereka berhambur, anton kembali
kedepan dan menjalankan mobil mengantarku. Sementara eka merekas buah dadaku, ardi
mengelus-elus kemaluanku.

"Udah ya makasih...", ujarku sampai di depan rumah. Kalo tak ada orang lewat tadi
ingin aku membiarkan mereka memasukan batang kemaluan mereka di kemaluanku, pikirku.
aku beranjak kedalam rumah di sambut mas hendra yang sudah telanjang di kamar.
untuk yang ke tiga kalinya aku mereguk kenikmatan dari mas Hendra.

Tamat